Sukses

Sektor Pertanian Jadi Resiliensi di Masa Kritis, Kemenko Perekonomian Apresiasi Kinerja Kementan

Sektor pertanian menjadi salah satu sektor strategis yang menopang kondisi perekonomian Indonesia di saat krisis dunia.

Liputan6.com, Jakarta Di saat krisis melanda dunia, sektor pertanian memiliki peran penting dan menjadi salah satu sektor strategis yang menopang kondisi perekonomian Indonesia. Deputi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengaku bersyukur karena pertanian tetap bertahan sebagai bantalan ekonomi nasional.

"Sektor pertanian selalu menjadi resiliensi dalam masa-masa kritis. Tahun 2020 Covid, kita lihat bahwa sektor pertanian mampu bertahan sebagai bantalan ekonomi. Kita bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita menunjukan angka yang cukup impresif 5,72 persen dengan proyeksinya mencapai 5,2 persen. Sedangkan pada tahun 2023 angkanya mencapai 5,3 persen," ujar Musdhalifah dalam Rakernas Pertanian 2023 di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu, 25 Januari 2023.

Menurut Musdhalifah, capaian pertanian Indonesia tidak lepas dari kinerja Kementerian Pertanian yang mengedepankan kolaborasi dengan petani dan pemerintah daerah dalam merealisasikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian untuk menumbuhkan usaha tani di seluruh Indonesia.

"Kita tahu bahwa sektor pertanian saat ini sudah menjadi penerima KUR tertinggi sekitar 100 triliun untuk tahun 2023. Harapannya ini betul-betul mampu memicu ketersediaan pangan di seluruh Indonesia dan utamanya meningkatkan kesejahteraan petani kita," katanya.

Musdhalifah memaparkan dengan KUR tersebut, petani-petani bisa berproduksi dengan memanfaatkan input-input produksi yang optimal, yang terbaik, bibit yang unggul, penggunaan pupuk yang sesuai dengan keperluan.

"Kemudian pengelolaan pasca panen yang terbaik, sehingga nilai tambah apapun hasil yang didapatkan oleh petani kita di seluruh Indonesia bisa lebih optimal," tambahnya.

Musdhalifah juga menjelaskan bahwa pemerintah telah berhasil mengembangkan kawasan ekonomi khusus untuk meningkatkan konektivitas antar pemangku kepentingan logistik dengan mengembangkan sistem integrasi melalui platform ekosistem logistik nasional. Diantaranya melakukan integrasi arus lalu lintas barang dengan dokumen kedatangan kapal sampai dengan e-consumer yang terdigitalisasi untuk berkolaborasi dengan logistik marketplace.

"Harapan kita dengan upaya-upaya ini produk-produk pertanian bisa diproduksi dengan maksimal dan bisa dipasarkan dengan harga yang wajar. Penyediaan pangan yang berkelanjutan dalam jumlah yang cukup, harga yang terjangkau dan kualitas yang baik akan menjaga stabilitas ekonomi kita dalam menjaga inflasi yang menjadi momok utama terhadap berbagai isu-isu perkembangan pangan kita," katanya.

2 dari 2 halaman

Wapres Apresiasi Kolaborasi Petani dan Kementan

Sebelumnya Wakil Presiden RI, KH. Maruf Amin memberikan apresiasi atas capaian dan kinerja jajaran Kementan yang mampu menjaga kondisi pangan Indonesia di saat krisis dunia melanda.

"Saya memberikan apresiasi buat teman-teman pertanian dan untuk jajaran Kementan yang selama ini telah menjaga dan mempertahankan pertanian Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Wapres mengapresiasi kolaborasi dan semangat kerja petani dalam meningkatkan produksi padi sehingga pada tiga tahun terakhir, yakni 2019 hingga 2021 Indonesia sukses mewujudkan swasembada beras dengan tidak mengimpornya dari luar negeri.

"Terima kasih karena pertanian dan pangan Indonesia dipandang tangguh dan berhasil mencapai Swasembada beras selama 2019-2021 dan kita mendapatkan penghargaan dari international. Saya kira ini tidak hanya cukup dipertahankan tapi perlu terus ditingkatkan demi kemandirian pangan yang berkelanjutan dan kesejahteraan nyata bagi masyarakat dan tentunya para petani," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengamini pernyataan Wapres. Menurutnya, tantangan pangan ke depan akan semakin berat karena berkaitan dengan krisis dunia. Tapi SYL memastikan pihaknya akan terus memaksimalkan peningkatan produksi pangan.

"Apapun yang terjadi besok, Indonesia tidak boleh bersoal karena masih tersedianya pangan buat rakyat. Kami tidak bisa main-main dengan kepentingan rakyat," katanya.

 

(*)